Pengertian Sosiologi Pendidikan

Pengertian Sosiologi Pendidikan

1)   Pengertian Sosiologi
Brinkerhofth dan White (1989), berpendapat bahwa sosiologi adalah studi sistematik tentang interaksi sosial manusia. Penekanannya pada hubungan dan pola interaksi, yaitu bagaimana pola-pola ini tumbuh dan berkembang, bagaimana mereka dipertahankan, dan juga mereka berubah.
Konsep interaksi sosial dapat diartikan sebagai suatu tindakan timbal balik antara dua orang atau lebih melalui suatu kontak atau komunikasi. Kontak merupakan tahap awal dari terjadinya interaksi sosial. Kontak tidak selalu diikuti dengan tatap muka atau pertemuan fisik seperti bertegur sapa, berjabat tangan dan lain-lain. Akan tetapi kontak dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi komunikasi informasi seperti telepon, internet, dan lainnya. Sedangkan komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dua orang atau lebih, informasi yang disampaikan dapat berupa kata-kata, gerak tubuh, atau simbol lainnya yang memiliki makna. Sedangkan menurut, Horton dan Hunt (1987) berpandangan bahwa sosiologi sebagai suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat.
Dengan ini, maka dapat disimpilkan bahwa sosiologi adalah  studi ilmu tentang masyarakat yang didalamnya terdapat proses interaksi sosial.
2)   Pengertian Pendidikan
Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, merupakan proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dari Kamus Besar Bahasa Indonesia tersebut juga dipahami bahwa pendidikan merupakan proses, cara, dan perbuatan mendidik.


Sehingga Sosiologi Pendidikan merupakan suatu kajian yang mempelajari hubungan antara masyarakat, yang didalamnya terjadi interaksi sosial, dengan pendidikan.
B.       Pengertian Individu, Masyarakat dan Kebudayaan
1)   Pengertian Individu
Individu adalah manusia perseorangan yang memiliki karakteristik sebagai kesatuan yang tidak dapat dibagi, memiliki perbedaan dengan yang lainnya sehingga bersifat unik, serta bebas mengambil keputusan atau tindakan atas pilihan dan tanggung jawabnya sendiri (otonom) untuk menandakan keberadaannya di dalam lingkungan.
2)   Pengertian Masyarakat
Menurut P. L. Berger, masyarakat merupakan suatu keseluruhan kompleks hubungan yang luas sifatnya. Maksud keseluruhan kompleks hubungan yaitu terdapat bagian-bagian yang membentuk kesatuan. Misalnya tubuh manusia terdiri dari berbagai macam organ seperti jantung, hati, limpa, pembuluh darah, dan jaringan otak. Keseluruhan bagian tersebut yang ada membentuk suatu sistem yang dikenal sebagai manusia. Analogi bagian-bagian dalam masyarakat adalah hubungan sosial, seperti hubungan anatar usia, antar dan interkeluarga, dan hubungan perkawinan. Keseluruhan hubungan sosial tersebut dikenal sebagai masyarakat.
Oleh karena itu, masyarakat, berdasarkan definisi Berger, dilihat sebagai sesuatu yang menunjuk sistem interaksi. Sistem adalah sekumpulan dari bagian atau komponen-komponen yang saling berhubungan dalam ketergantungan satu sama lain secara teratur dan dan merupakan suatu keseluruhan. Dari pengertian tersebut, maka sistem memiliki karakteristik sebagai berikut:
a.    Terdiri dari berbagai bagian atau komponen
b.    Bagian-bagian dari sistem satu sama lain dalam hubungan saling ketergantungan
c.    Suatu keseluruhan atau totalitas menunjuk pada kompleksitas hubungan yang harus dipahami secara holistik
Dari definisi tersebut, misalnya hubungan persahabatan dan keluarga merupakan masyarakat.
3)   Pengartian Kebudayaan
Definisi dari Sir Edward Tylor, kebudayaan adalah kompleks keseluruhan dari pengetahuan, keyakinan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan semua kemampuan dan kebiasaan yang lain yang diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Terdapat tiga jenis wujud dari kebudayaan, ketiga wujud kebudayaan tersebut adalah:
a.    Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan dan sebagainya,
b.    Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat,
c.    Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.
Hal ini menunjukkan bahwa setiap individu hidup bermasyarakat dan berbudaya, adapun masyarakat itu sendiri terbentuk dari individu-individu. Masyarakat dan kebudayaan mempengaruhi individu, sebaliknya masyarakat dan kebudayaan dipengaruhi oleh individu-individu yang membangunnya.
Didalam masyarakat terdapat struktur sosial, Komblum mendefinisikan sebagai pola perilaku berulang-ulang yang menciptakan hubungan antar individu dan antar kelompok dalam masyarakat. Dalam struktur sosial tersebut setiap individu mempunyai kedudukan (status) dan peranan (role) tertentu. Status adalah kedudukan seseorang didalam suatu struktur sosial. Adapun menurut Ralph Linton, status merupakan suatu kumpulan hak dan kewajiban seseorang sesuai dengan kedudukannya. Sedangkan peranan adalah berbagai hal yang harus dilakukan oleh individu sesuai dengan kedudukannya. Seseorang dikatakan melaksanakan peranannya apabila ia melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan statusnya. Status dibedakan menjadi dua macam, yaitu (1) status yang diperoleh sejak lahir atau diberikan kepada individu, dan (2) status yang diraih, yang memerlukan kualitas tertentu melalui upaya tertentu atau persaingan.
C.       Pendidikan Sosialisasi dan Enkulturasi
Ditinjau dari sudut masyarakat, sosialisasi dan enkulturasi merupakan fungsi masyarakat dalam rangka mengantarkan setiap individu khususnya generasi muda ke dalam kehidupan bermasyarakat dan berbudaya. Adapun jika ditinjau dari sudut individu, dalam proses sosialisasi dan enkulturasi setiap individu sesuai dengan statusnya dituntut untuk belajar tentang berbagai peranan dalam konteks kebudayaan masyarakatnya, sehingga mereka mampu hidup bermasyarakat dan berbudaya.
Menurut Peter L. Berger, sosialisasi adalah suatu proses dimana anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat. Yang dipelajari individu melalui sosialisasi ini adalah peranan-peranan yang harus dijalankan orang lain. Sedangkan enkulturasi adalah suatu proses dimana individu belajar cara berpikir, cara bertindak, dan merasa yang mencerminkan budaya masyarakatnya.
Definisi sosialisasi yang digunakan dalam sosiologi tampak memiliki arti yang berbeda dengan definisi enkulturasi yang digunakan dalam antropologi. Sosialisasi menekankan pada pengambilan peranan, sedangkan enkulturasi menekankan pada perolehan kompetensi budaya.
D.      Pendidikan sebagai Pranata Sosial
1)   Pengertian Pranata Sosial
Koentjaraningrat (2006), mengatakan bahwa pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas untuk memenuhi kompleksitas kebutuhan dalam kehidupan masyarakat yang menekankan pada sistem tata kelakuan atau norma untuk memenuhi kebutuhan dasar anggota masyarakat. Theodorson G. A mendefinisikan pranata sosial adalah suatu sistem dan norma sosial yang saling berhubungan dan terorganisasi disekitar pemenuhan kebutuhan atau fungsi sosial yang penting. Dapat disimpulkan bahwa pranata sosial merupakan sistem sosial yang mengatur norma segala tindakan atau perilaku terpola untuk memenuhi kebutuhan dasar anggota masyarakat.
2)   Macam-macam pranatal sosial
Terdapat macam-macam pranata sosial, antara lain:
a.    Pranata Keluarga
Pranata keluarga adalah bagian dari pranata sosial yang meliputi lingkungan keluarga dan masyarakat. Karena keluarga sangat mempengaruhi dalam pembentukan watak dan perilaku seseorang yang diterapkan sejak kecil. tujuan keluarga yaitu selain memberi kasih sayang juga sebagai pemanusiaan manusia. Dalam masyarakat, pranata keluarga berfungsi untuk menjaga dan mempertahankan kelangsungan hidup masyarakat.
b.    Pranata Agama
Pranata agama adalah sistem keyakinan atau praktek keagamaan dalam masyarakat supaya menjadi manusia yang berakhlak mulia.
c.    Pranata pendidikan
Pranata pendidikan merupakan salah satu pranata sosial dalam rangka proses sosialisasi dan enkulturasi untuk mengantarkan individu kedalam kehidupan bermasyarakat dan berbudaya, serta untuk menjaga kelangsungan eksistensi masyarakat dan kebudayaannya.


d.   Pranata Ekonomi
Pranata ekonomi merupakan pranata yang menangani masalah kesejahteraan material yang meliputi cara-cara mendapatkan barang dan jasa bagi kepentingan masyarakat, mengatur cara-cara berproduksi, distribusi, pedagangan, dan konsumsi agar setiap lapisan masyarakat mendapat bagian yang semestinya.
e.    Pranata Politik
Pranata politik adalah serangkaian peraturan yang berfungsi mengatur semua aktivitas politik dalam masyarakat atau negara.
3)   Pendidikan sebagai Pranata Sosial
Pendidikan merupakan salah satu fungsi yang harus dilakukan dengan sebaik-baiknya oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah secara terpadu untuk mengembangkan fungsi pendidikan. Jalaluddin mengatakan, bahwa manusia sebagai makhluk sosial memerlukan pendidikan khusus. Pendidikan khusus tersebut diarahkan kepada usaha membimbing dan pengembangan manusia agar serasi dengan lingkungan sosialnya.
Keberhasilan pendidikan bukan hanya dapat diketahui dari kualitas individu, melainkan juga keterkaitan erat dengan kualitas hidup masyarakat, berbangsa dan bernegara. Dilihat dari ruang lingkupnya, pendidikan terdiri dari tiga jenis, yaitu:
a.    Pendidikan dalam keluarga (informal), maksudnya pendidikan keluarga dan lingkungan.
b.    Pendidikan di sekolah (formal), maksudnya jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang.
c.    Pendidikan dalam masyarakat (nonformal), maksudnya jalur pendidikan diluar formal.
Pendidikan dimaknai sebagai upaya untuk melahirkan manusia yang terdidik, yang secara normatif bercirikan rasional, sosial, bertaqwa, bermoral dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan. Pendidikan sebagai salah satu pranata sosial, sudah tentu tidak bisa lepas dari ketergantungan saling silang budaya. Keterkaitan dengan itu, mengamati dunia pendidikan tentu tidak cukup hanya dengan melihat masalah internal pendidikan, namun perlu melihat beberapa komponen lain, seperti sosial, budaya, ekonomi, politik, sejarah, filsafat dan sebagainya. Pendidikan sebagai pranata sosial juga sebagai salah satu upaya dan strategi dalam mewujudkan tujuan pembangunan nasional.





1.       


DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Idi, Safarina HD. 2011. Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat, dan Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Damsan. 2010. Pengantar Sosiologi Pendidikan. Padang: Kencana Prenada Media Group.
Waini Rasyidin, Uyoh Sadulloh, dkk. 2014. Landasan Pendidikan. Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) UPI.




Komentar

Postingan populer dari blog ini